MAKALAH
MIKROBIOLOGI
“VIRUS”
FIRDAUS
(114110035)
FITRA GRAHA DWI
PUTRA (114110212)
MELDANU SAPUTRA
(114110232)
ARI JUPRIKA
(114110102)
EBODRI (114110154)
MUKHLAS
SALPUTRA (
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S W T , Sang
Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat ridho Nya, kami akhirnya mampu
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “VIRUS”.
Dalam menyusun makalah ini, tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan,
dorongan dan semangat dari orang terdekat penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis tidak lupa pada kesempatan ini
mengaturkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. bapak ir. Sulhaswardi selaku dosen mata
kuliah mikrobiologi
2. orang tua atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan
makalah ini
3.
anggota kelompok yang telah kompak dalam menyiapkan makalah tentang
VIRUS
Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan
saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah “VIRUS” ini
bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, 21 Oktober 2012
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………………………2
DAFTAR
ISI………………………………………………………........3
BAB
I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………………………......4
2. Rumusan Masalah………………………………….……….........5
3. Tujuan Makalah ………………………………………...……….6
BAB
II ISI
1. Virus................…………………………………………………..7
A. Definisi Virus..........................................................................7
B. Sejarah
Virus...........................................................................8
2. Struktur dan
Anatomi Virus………………………………..........11
3. Ciri- ciri dan
klasifikasi virus........................................................14
4. Perkembangan
virus......................................................................19
5. Virus dalam
kehidupan manusia...................................................23
6. Pencegahan Virus.........................................................................37
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………….39
B. Saran ………..…………………………………………………..40
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR
BELAKANG
Virus adalah parasit berukuran
mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya
menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA
atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi
ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan
genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada
partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan
banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag
digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya
sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya
secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan
(misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
Penelitian mengenai virus dimulai
dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman
tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun
1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut
dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot
dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah
tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh
bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan
mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky
dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan
penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu
menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut
berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri
tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua
ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan
bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat
bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah
beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu
sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler
dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat
melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka
menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti
pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil
mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai
virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman
G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
I.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang di maksud dengan virus?
2. Bagaimana
struktur dan anatomi virus?
3. Bagaimana
virus bereproduksi?
4. Apa
saja contoh-contoh virus?
5. Bagaimana
peranan virus dalam kehidupan?
6. Apakah
yang dimaksud anti virus?
7. Bagaimana
cara mencegah dan cara pengobatannya?
I.3 TUJUAN
MASALAH
1. Untuk
mengetehui devinisi virus
2. Untuk
mengetahui struktur dan anatomi virus
3. Untuk
mengetahui reproduksi virus
4. Untuk
mengetahui contoh-contoh virus
5. Untuk
mengetahui peranan virus dalam kehidupan
6. Untuk
mengetahui anti virus
7. Untuk
mengetahui pencegahan dan pengobatannya
BAB II
ISI
II.1 VIRUS
II.1.a definisi virus
Pengertian Virus - Sering sekali muncul pertanyaan "Apakah Virus itu
hidup ?". Lalu apa sebenarnya definisi “hidup?” Sebuah definisi
ilmiah yang pasti tentang hidup adalah sebuah hal yang sulit dijelaskan, tetapi
kebanyakan pengamat akan setuju bahwa hidup mencakup kualitas-kualitas tertentu
selain dari kemampuan untuk bereplikasi.Hidup adalah sebuah keadaan yang terikat dengan
kelahiran dan kematian. Virus secara esensial menjadi parasit bagi semua aspek kehidupan
biomolekuler. Yaitu, mereka tergantung pada sel inang untuk memperoleh bahan
baku dan energi yang diperlukan untuk sintesis asam nukleat, sintesis protein,
pemrosesan dan transport, dan semua aktivitas biokimia lainnya yang membuat
virus bisa memperbanyak diri dan menyebar.
Seseorang
mungkin kemudian menyimpulkan sederhananya Virus adalah parasit tak hidup pada sistem metabolik yang hidup. Tetapi
spektrum antara apa sebenarnya hidup dan mati mungkin ada. Batu tidak hidup.
Sebuah kantung yang secara metabolisme aktif, tapi tanpa materi genetik dan
potensi untuk propagasi, juga tidak hidup. Sebuah bakterihidup. Meskipun
merupakan satu sel tunggal, tapi bakteri dapat menghasilkan energi dan
molekul-molekul yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidupnya, dan bakteri
dapat bereproduksi. Tetapi bagaimana dengan biji? Sebuah biji mungkin tidak
dianggap hidup. Namun biji punya potensi untuk hidup, dan biji bisa rusak.
Dalam hal ini, virus lebih menyerupai biji daripada sel yang hidup. Mereka
memiliki potensi tertentu, yang bisa dihilangkan, tetapi mereka tidak mencapai
tahap keadaan hidup yang lebih otonom.
Virus merupakan suatu organisme intraseluler obligatorik
yang bereplikasi di dalam sel dengan menggunakan komponen asam nukleat dan
“peralatan” sintesis protein milik host. Virus
menginfeksi beragam populasi sel dengan menggunakan molekul permukaan sel
sebagai reseptor untuk masuk ke dalam sel. Setelah masuk ke dalam sel, virus
dapat menyebabkan cedera jaringan dan penyakit dengan berbagai macam mekanisme.
Replikasi virus mengganggu sintesis dan fungsi protein yang
normal serta dapat memicu cedera dan kematian sel yang terinfeksi. Hal ini
merupakan salah satu efek sitopatik virus, dan infeksi ini disebut litik karena
sel yang terinfeksi mengalami lisis. Berbagai macam virus dapat menginfeksi
berbagai macam sel. virus akan menggunakan molekul permukaan sel sebagai
reseptor untuk masuk ke dalam sel.
II.1.b sejarah tentang virus
Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal
tersebut terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu laporan
mengenai infeksi virus dalamhieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir
kuno (1400SM) yang menunjukkan adana penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja Firaun Ramses
V meninggal pada tahun 1196 SM
dan dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.
Pada jaman sebelum masehi, virus omesti
yang cukup terkenal adalah virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada
tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798 , Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki
kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang
terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang
dipahami kemudian merupakan pelopor penggunaan vaksin.
Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu “germ theory” yaitu bahwa
mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat terkenal hingga saat ini yaitu :
Agen
penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
Agen
harus ome diisolasi dari inang dan ome ditumbuhkan secara in vitro
Ketika
kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia ome
menimbulkan penyakit
Agen
yang sama ome di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi
tersebut
Penelitian mengenai virus dimulai
dengan penelitian mengenai penyakit omest yang menghambat pertumbuhan
tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki
bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf
Mayer, seorang
ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman
yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit.
Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat
dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri
Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun
tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan
penyakit omest. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa
bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat
melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat
menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus
Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah
disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit
tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antartanaman. Patogen omest
tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium
vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan
bahwa penyebab penyakit mulut dan
kaki sapi dapat melewati filter
yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa
patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pada tahun 1911, Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel
tumor dari ayam yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan
terkena kanker. Selain itu, Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu
menyaring sari-sarinya dengan pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di suntikkan dalam sel ayam yang
sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat menyebabkan kanker. Rous
menyimpulkan kanker disebabkan karena sel virus pada sel tumor ayam yang sakit
yang menginfeksi sel ayam yang sehat. Penemuan tersebut merupakan penemuan
pertama virus
onkogenik, yaitu
virus yang dapat menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous
dinamakan Rous
Sarcoma Virus(RSV).
Pada tahun 1933, Shope
papilloma virus atau cottontail rabbit papilloma virus (CRPV)yang
ditemukan oleh Dr
Richard E Shope merupakan
model kanker pertama pada manusia yag disebabkan oleh
virus. Dr Shope melakukan percobaan dengan mengambil omestic dari tumor
pada hewan lalu disuntikkan pada kelinci omestic yang sehat, dan ternyata
timbul tumor pada kelinci tersebut.
Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan
virus pada tahun 1935. Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco
Mozaic Virus (TMV). Stanley mengemukakan bahwa virus akan dapat
tetap aktif meskipun setelah kristalisasi.
Martha
Chase dan Alfred Hershey pada tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage. Bakterofage merupakan virus yang memiliki
inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel bakteri.
II.2 STRUKTUR
DAN ANATOMI VIRUS
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya
sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring
dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil
daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya.
Asam
nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri
dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai
tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal
atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil
sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan
virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah
RNA yang beruntai tunggal.
Bahan
genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi
lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya,
kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang
lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid
terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
Bakteriofag terdiri dari kepala polihedral
berisi asam nukleat dan ekor untuk menginfeksi inang.
Untuk
virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap
protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang
sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut
nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan
lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh
virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam
pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Virus cacar air memiliki selubung virus.
Kapsid
virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa
bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas
protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein
yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien
T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka
T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks,
kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun
biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Seperti
yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur
tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung
virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid
dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein
yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga
membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis
bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala"
kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada
suatu bakteri.[4]
Partikel
lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
penginfeksian sel inang.
Untuk mengetahui struktur virus
secara umum kita gunakan bakteriofage (virus T), strukturnya terdiri dari:
a. Kepala
Kepala
virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang
menyusun kapsid disebut kapsomer.
b. Kapsid
Kapsid
adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Kapsid juga
dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida.
Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari
kondisi lingkungan yang merugikan virus.
c. Isi tubuh
Bagian
isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut
sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode
pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan
menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1).
Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
d. Ekor
Ekor
virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas
tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel
eukariotik tidak mempunyai ekor.
Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih
kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat
dengan mikroskop cahaya.
Asam
nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari
DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal.
Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau
sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai
dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus
hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA
yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung.
Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe
virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk
yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.
Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
II.3 CIRI-CIRI DAN KLASIFIKASI VIRUS
a. ciri-ciri virus
Virus
memiliki ciri-ciri, antara lain:
a. Tidak berbentuk sel, karena tidak mempunyai
protoplasma, dinding sel, sitoplasma, dan nukleus.
b. Dapat digolongkan sebagai benda mati, karena
dapat dikristalkan dan tidak mempunyai protoplasma.
c. Dapat digolongkan benda hidup, karena
memiliki kemampuan metabolisme, reproduksi, dan memiliki asam nukleat.
d. Hanya dapat berkembang biak di dalam sel atau
jaringan yang hidup.
e. Organisme subrenik hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron.
f. Virus berasal dari bahasa latin venom yang
berarti cairan yang beracun.
g. Bersifat parasit.
h. Berukuran ultra
mikroskopis
i. Parasit
sejati/parasit obligat
j. Berbentuk oval, bulat, batang, huruf T,
kumparan
k.
Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA
l. Dapat dikristalkan
m.Aktivitasnya
harus di sel makhluk hidup
b. klasifikasi virus
` Virus
dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus RNA, dapat
berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza)
atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA
(misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda
pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis
utama: virus RNA berunting positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA
dalam sel inang dan bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting
minus (-); virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara langsung
bertindak sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui
virion transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak
sebagai mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan
sintesis DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang )
melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus
imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok lentivirus dari
kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab AIDS pada manusia,
menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti
pembentuk T-sel yang matang.
Tingkat
klasifikasi virus:
ordo
– famili – subfamili – genus – species – strain/tipe
Untuk saat ini, klasifikasi virus yang penting hanya dari
tingkat famili ke bawah. Semua famili virus memiliki akhiran – viridae ,
misalnya
Poxviridae
Herpesviridae
Parvoviridae
Retroviridae
Anggota-anggota
famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur faecal/oral dan
melalui udara.
Genus
memiliki nama dengan akhiran – virus . Misalnya,
famili Picornaviridae terdiri dari 5 genus:
Genus
Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3
Genus
Cardiovirus misalnya mengovirus
Genus
Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a
Genus
Apthovirus misalnya FMDV-C
Genus
Hepatovirus misalnya virus Hepatitits A
Definisi `spesies’ merupakan hal yang paling penting, namun
sulit dilakukan untuk virus. Penentuan spesies virus mengandung unsur
subyektif. Sebagai contoh, genus Lentivirus terdiri dari
banyak spesies yang berbeda, termasuk:
HIV-1,
Human Immunodeficiency Virus 1
HIV-2,
Human Immunodeficiency Virus 2
SIV,
Simian Immunodeficiency Virus
FIV,
Feline Immunodeficiency Virus
BIV,
Bovine Immunodeficiency Virus
Visna
(domba)
EIAV
(kuda)
CAEV
(kambing)
Menurut
klasifikasi Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas
Mikrotatobiotes dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International
Commite on Taxonomy of Virus) mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan
struktur dan komposisi tubuh, yakni berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya
virus dibedakan atas dua golongan yaitu virus DNA dan virus RNA.
A. Virus DNA mempunyai beberapa famili:
1. Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus
2. Famili Papovaviridae seperti genus
Aviadenovirus
3. Famili Adenoviridae seperti genus
Mastadenovirus
4. Famili Herpesviridae seperti genus
Herpesvirus
5. Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus
6. Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus
B. Virus RNA mempunyai beberapa famili:
1. Famili Picornaviridae seperti genus
Enterivirus
2. Famili Reoviridae seperti genus Reovirus
3. Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus
4. Famili Paramyvoviridae seperti genus
Pneumovirus
5. Famili Orthomyxoviridae seperti genus
Influensavirus
6. Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus
7. Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus
8. Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus
Namun
secara umum virus dapat di bagi sebagai berikut :
1. Berdasarkan Tempat Hidupnya
a. Virus
bakteri (bakteriofage)
Bakteriofage adalah virus yang
menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan
kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang
diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang
diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.Pada virus
T4 asam nukleatnya adalah DNA, tetapi pada banyak virus lain, termasuk virus
penyebab AIDS, polio, dan flu, asam nukleatnya adalah RNA. Pada virus RNA, RNA "baru"
dibuat dengan cara menggandakan langsung RNA "lama" atau dengan lebih
dulu membentuk potongan DNA pelengkap. Virus bakteriofage mula-mula ditemukan
oleh ilmuwan Prancis, D'Herelle. Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk
heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam kepala mengandung dua pilinan DNA.
Bagian leher berfungsi menghubungkan bagian kepala dan ekor. Bagian ekor
berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke dalam sel inangnya.
b. Virus tumbuhan
Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang
parasit pada tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).
c. Virus hewan
Virus yang parasit
pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus Vaccina, dan
virus Influenza.
2. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat
Dibedakan menjadi: DNA pita tunggal (DNA ss), DNA pita ganda
(DNA ds), RNA pita tunggal (RNA ss), dan RNA pita ganda (RNA ds).
3. Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus Dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu:
a. Virus yang memiliki selubung atau sampul
(enveloped virus)
Virus ini memiliki nukleokapsid yang
dibungkus oleh membran. Membran terdiri dari dua lipid dan protein, (biasanya
glikoprotein). Membran ini berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama
berinteraksi. Contoh: Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.
b. Virus yang tidak memiliki selubung
Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked
virus). Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.
II.4
PERKEMBANGBIAKAN VIRUS
A. Reproduksi
Virus menunjukkan satu ciri
kehidupan, yaitu reproduksi. Namun, reproduksi virus hanya terjadi jika berada
dalam sel organisme lain. Dengan demikian, virus hanya dapat hidup secara
parasit. Pada dasarnya reproduksi virus terjadi melalui lima tahap, yaitupelekatan, penetrasi, replikasi dan sintesis, pematangan,
dan pelepasan.
1. Tahap
pelekatan
Tahap pelekatan adalah saat partikel
virus (virion) melekat pada sel yang diinfeksi. Tempat pelekatan virus pada sel
inang terjadi pada reseptor (protei khusus pada membran plasma
sel inang yang mengenali virus).
2. Tahap
penetrasi
Tahap penetrasi adalah tahap virus
atau materi genetik virus masuk ke dalam sitoplasma sel inang.
3. Tahap
replikasi dan sintesis
Tahap replikasi dan sintesis adalah
tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel inang. Sel inang akan
dikendalikan oleh materi genetik dari virus sehingga sel dapat membuat komponen
virus, yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid.
4. Tahap
pematangan
Tahap
pematangan adalah tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi
partikel virus yang utuh.
5. Tahap
pelepasan
Tahap pelepasan adalah partikel
virus keluar dari sel inang dengan memecahkan sel tersebut.
Dua contoh
reproduksi virus dijelaskan sebagai berikut.
Reproduksi
Bakteriofage
Reproduksi bakteriofage dapat
terjadi melalui dua sikluS, yaitu siklus litik dan siklus lisogenik. Pada siklus
litik, tahap pelekatan, penetrasi, replikasi dan sintesis, serta pematangan
berlangsung cepat. Partikel virus kemudian keluar dari sel yang diinfeksi
dengan memecahkan sel tersebut sehingga sel inang mati (lisis).
Pada siklus lisogenik, DNA/RNA virus
akan disisipkan pada kromosom sel inang. Kromosom yang tersisipi DNA/RNA virus
akan mengadakan replikasi secara terus menerus, menghasilkan banyak sel anakan
yang telah terinfeksimateri genetik. Infeksi virus akan memasuki masa laten,
artinya sel inang tidak pecah atau (mati).
Reproduksi
Virus Hewan
Salah satu jenis virus hewan adalah
virus yang memiliki sampul virus. Pada tahap pelekatan, sampul virus melekat
dan berfungsi (bergabung) dengan membran sel inang. Pada tahap penetrasi, DNA
virus dan kapsid terpisah. Selanjutnya pada tahap replikasi dan sintesis,
terjadi replikasi DNA virus, kapsid dan sampul virus. Pada tahap pematangan,
terbentuklah partikel-partikel virus baru. Pada tahap pelepasan, virus baru
keluar dari sel inang dan siap menginfeksi sel lain.
Reproduksi
Virus
Virus hanya bisa bereproduksi di dalam sel/jaringan yang
hidup. Reproduksi virus terjadi dengan cara penggandaan materi genetik inang
yang disebut replikasi.
Virus membutuhkan bahan-bahan dari sel makhluk lain untuk
bereplikasi (bereproduksi).
Replikasi
virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
a. Daur
litik (litic cycle)
Cara
reproduksi virus yang utama menyangkut penghancuran sel inangnya.
Siklus
litik, secara umum mempunyai tahap:
1.
Adsorbsi:
Penempelan
virus pada inang.
2.
Injeksi/Penetrasi:
virus
melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim.
Setelah
berlubang, virus akan menyuntikkan materi genetiknya kedalam sitoplasma sel
inang.
3.
Sintesis/Replikasi:
Materi
genetik dari virus akan menonaktifkan materi genetik sel inangnya
Kemudian
mengambil alih kerja sel inang.
DNA
dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru.
4.
Perakitan:
Molekul-molekul
protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, berfungsi
untuk memberi bentuk tubuh virus.
5.
Litik/Lisis/Pembebasan:
Virus-virus
yang telah matang akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim
lisosom untuk menghancurkan membran sel.
Sel
yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati.
b. Siklus
Lisogenik lisogenic cycle)
Pada
siklus ini sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari
virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus.
Siklus
lisogenik meliputi tahapan:
1.
Fase Penggabungan
Dalam
menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus
menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain,
di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus.
2.
Fase Pembelahan
Setelah
menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi
untuk melakukan pembelahan.
3.
Fase Sintesis
DNA virus
melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian viirus
4.
Fase Perakitan
Setelah
virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam akan
membentuk virus baru
5.
Fase Litik
Setelah
perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang
akan mencari inang baru
II. 5 VIRUS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Beberapa jenis virus ada yang memberi manfaat bagi manusia,
misalnya sebagai bahan dasar rekayasa genetika.
Virus
yang Memberi Manfaat
Virus berperan penting dalam bidang
rekayasa genetika karena dapat digunakan untuk kloning gen (produksi DNA yang
secara genetis identik). Sebagai contoh adalah virus yang membawa gen untuk
mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga digunakan untuk terapi gen manusia
sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker dapat
disembuhkan.
Virus
yang Merugikan
Virus dapat merugika karena menyebabkan berbagai jenis penyakit
pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Virus
yang Menyebabkan Penyakit pada Manusia
Virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia antara lain sebagai berikut.
Influenza
virus, penyebab penyakit influenza (flu). Virus ini menyerang sel-sel
saluran pernapasan bagian atas. Gejala penyakitnya adalah demam, pilek, pusing,
pegal, dan batuk.
Human immunodeficiency virus (HIV), penyebab AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome) yang mematikan. Virus ini menyerang sel-sel darah putih jenis
limfosit B. Gejala penyakitnya adalah gejala gabungan beberapa jenis penyakit
dikarenakan menurunnya kekebalan tubuh.
Hepatitis delta virus,
penyebab penyakit hepatitis B. Virus ini menyerang sel-sel hati sehingga
menimbulkan gejala perut membesar dan tubuh penderita berwana kuning.
Ebola virus, penyebab
penyakit ebola yang mematikan. Virus ini menyerang sel-sel pertahanan tubuh.
Gejala penyakit ebola adalah demam yang disertai dengan perdarahan.
Measles
virus, penyebab penyakit cacar. Virus ini menyerang sel kulit dan
menimbulkan gejala awal seperti demam, batuk, pilek, kemudian muncul luka cacar
mulai dari wajah kemudian ke seluruh tubuh.
Polio virus, penyebab penyakit polio. Virus polio menyerang
sel-sel pada sistem saraf pusat sehingga mengakibatkan kelumpuhan.
Mumps virus, penyebab penyakit gondong. Virus gondong
menyerang sel-sel kelenjar ludah sehingga menimbulkan bengkak di belakang
telinga.
Herpes
simplex virus, penyebab penyakit herpes. Virus ini menyerang membran mukus
(lendir) di mulut, alat kelamin, dan kulit. Gejala penyakitny adalah kulit
memerah dan muncul bintil seperti luka melepuh.
Human
papilomavirus, penyebab kutil pada kulit. Human papillomavirusmenyerang
sel-sel kulit dan dapat berkembang menjadi kanker. Gejalanya adalah adanya benjolan
di kulit.
Virus
yang Menyebabkan Penyakit pada Hewan
Virus yang
menyebabkan penyakit pada hewan antara lain sebagai berikut :
Rous
sarcoma virus (RSV), penyebab tumor pada ayam. Bovine
papillomavirus, penyebab tumor pada sapi.
Virus penyakit mulut dan kaki pada sapi dengan gejala melepuh dan
berlendir disekitar mulut dan kaki sapi.
Virus
penyakit tetelo pada ayam (Newcastle disease) dengan gejala diare dan
batuk-batuk.
Rabies
virus, penyebab rabies pada anjing, monyet, kucing, dan juga manusia. Virus
ini menyerang sistem saraf pusat sehingga menimbulkan gejala takut air,
gelisah, hilang kontrol otot dan agresif.
Virus
yang Menyebabkan Penyakit pada Tumbuhan
Virus yang
menyebabkan penyakit pada tumbuhan antara lain sebagai berikut :
Tobacco
mosaic virus (TMV), penyebab penyakit mosaik pada tembakau dengan
gejala pertumbuhan terhambat dan daum bercak-bercak. TMV juga dapat menyerang
tanaman lain, misalnya tomat.
Citrus
leprosis virus (CiLV), penyebab penyakit pada jeruk.
Virus
tungro pada tanaman padi yang menyebabkan tanaman padi menjadi kerdil.
Virus
yang menyerang tanaman hias, misalnya bunga tulip dan anggrek.
Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus
a. Virus yang
menguntungkan, berfungsi untuk:
1.
Membuat antitoksin
2.
Melemahkan bakteri
3.
Memproduksi vaksin
4.
Menyerang patogen
b. Virus
yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara lain:
1. Pada
Tumbuh-tumbuhan
Mozaik
pada daun tembakau Tobacco Mozaic Virus
Mozaik
pada kentang Potato Mozaic Virus
2. Mozaik
pada tomat Tomato Aucuba Mozaic Virus
Kerusakan
floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration
3. Pada
Hewan
Tetelo
pada Unggas New Castle Disease Virus
Cacar
pada sapi Vicinia Virus
Lidah
biru pada biri-biri Orbivirus
Tumor
kelenjar susu monyet Monkey Mammary Tumor Virus
4. Pada
Manusia
Influensa
Influenzavirus
AIDS
Retrovirus
SARS
Coronavirus
Flu
burung Avianvirus
Virus dapat menyebabkan berbagai
penyakit bagi manusia. Penyakit-penyakit ini, seperti :
a. Mata Belek.
Penderita
mengalami sakit mata yang sangat, mata berwarn amerah sekali dan mengeluarkan
air mata, serta kotoran mata yang banyak. Biasanya mata penderita agak
mambengkak. Penyakit demikian sering disebut sebagai mata belek atau belekan.
b. Influenza.
Penyakit
ini menyerang semua manusia. Ada lebih dari 200 macam virus penyebab penyakit
influenza yang telah diketahui. Virus influenza sebenarnya menyerang saluran
napas bagian atas, hingga timbul ingus, batuk, suhu tubuh meningkat, nyeri
otot, demam, dan selera makan hilang. Penyakit ini sebenarnya tidak menimblkan
kekebalan pada tubuh. Orang yang baru saja sembuh dari influenza dapat
terserang lagi. Sebenarnya orang tersebut sudah kebal terhadap virus influenza
yang baru menyerangnya. Jadi, influlenza yang dideritanya kemudian disebabkan
oleh virus influlenza yang lain. Untuk menangkalnya, usahakan tubuh tetap sehat
dengan makan dan istirahat yang cukup.
Virus
influlenza berbentuk bola. Asam nukleatnya terdiri dari 8 bagian RNA yang
beebeda di dalam kapsid. Kapsid terdiri dari membran protein dan molekul
glikoprotein. Virus flu burung termasuk virus influlenza.
c. Polio.
Polio
umumnya menyerang anak-anak. Gejalanya adalah demam, sakit kepala, tidak enak
badan, mengantuk, sakit tenggorokan, mual, muntah, dan kadang disertai juga
kaku leher dan tulang belakang. Penyakit ini dapat disembuhkan. Polio dapat
menyebabkan kelumpuhan bila virus menyerang selaput otak (meninges) dan merusak
sel saraf di otak depan. Bila sel saraf itu berhubungan dengan serabut motor
saraf tepi, dapat membuat penderita lumpuh.
Masa
inkubasi virus ini 3-35 hari, tapi umumnya antara 7-14 hari. Sumber utama virus
ini ialah dari usus orang yang terinfeksi. Feses orang tersebut mengandung
virus polio yang dapat menular lewat mulut melalui makanan yang terkontaminasi
olehnya. Di awal infeksi, penyakit ini dapat disebarkan melalui infeksi saluran
pernapasan. Vaksin polio adalah vaksin salk dan sabin. Vaksin salk berfungsi
mamproduksi antibody di serum. Vaksin menetralkan virus yang virulen (mampu
menginfeksi) saat memasuki aliran darah dan mencegah serangan ke sistem saraf
pusat. Sementara vaksin sabin mengandung virus polio yang sudah dilemahkan.
d. Cacar.
Cacar
menyerang tubuh dan menyebabkan luka disekujur tubuh. Jika sembuh, meninggalkan
bopeng pada tubuh dan wajah. Virus cacar berbentuk seperti bata yang dilapisi
oleh dua membran. Inti virus terdiri dari pita ganda DNA. Virus ini dapat
bertahan hidup di luar sel inang. Cacar adalah penyakit yang akut, fatal, dan
sering epidemik. Cacar menginfeksi tubuh melalui saluran pernapasan. Gejala
awalnya adalah menggigil, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan lesu. Luka
pertama muncul di wajah kemudian menyebar ke lengan atas, tangan, dan anggota
badan. Masa inkubasi virus ini biasanya 12-16 hari.
Sumber
infeksi adalah orang terinfeksi. Penyebaran penyakit terjadi melalui konta langsung,
sekresi mulut, hidung, dan benda terkontaminasi virus tersebut seperti tempat
tidur dan selimut. Cacar dapat diatasi dengan memberi vaksin cacar.
e. Hepatitis.
Virus
menyerang hati penderita hingga mmbengkak, mengakibatkan empedu beredar ke seluruh tubuh
sehingga kulit dan bola mata penderita berwarna kuning. Itulah sebabnya
penyakit ini disebut penyakit kuning. Ada 3 macam virus yang menyerang yaitu
virus A, B, dan non A- B. virus non A-B penyebab hepatitis C. yang paling
berbahaya adalah virus B. Hepatitis menyebabkan kerusakan hati yang
mengakibatkan cairan darah masuk ke dalam rongga perut. Perut penderita menjadi
besar karena terisi cairan tubuh dan darah. Penularannya melalui
makanan dan minuman yang tercemar virus atau melalui perlengkapan makan dan
minum yang tidak bersih. Saat ini sudah ditemukan vaksin untuk menangkalnya.
Agar tidak terserang, usahakan agar setiap anak mengikuti program
imunisasi hepatitis, juga perlu mengikuti imunisasi penyakit lainnya yang
diadakan secara bertahap. Selain itu hindari makanan dan minuman di warung atau
tempat-tempat yang tidak higienis.
f. Campak (Morbili).
Campak
biasanya menyerang anak-anak. Gejala campak adalah demam tinggi,m mengigau,
batuk, mata pedih bila terkena cahaya, dan rasa ngilu di seluruh tubuh. Di awal
fase inkubasi, virus berkembang biak di saluran pernapasan atas. Di akhir fase
inkubasi, virus menuju ke darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh, terutama
kulit. Infeksi virus campak sering diikuti dengan infeksi sekunder oleh bakteri
penyebab pneumonia dan infeksi telinga.
g. Rabies (Anjing Gila).
Virus
rabies menyerang sistem saraf pusat penderita. Virus rabies berbentuk seperti
peluru dan dapat menginfeksi semua hewan berdarah panas, misalnya anjing,
kelelawar, serigala, dan kucing. Gejala rabies pada manusia adalah seperti
sakit kepala, gugup, demam, lesu, dan lumpuh. Kemudian diikuti mengigau,
tertawa tanpa sebab, dan koma. Penderita mengalami hidrofobi (takut air).
Infeksi
dapat terjadi karena gigitan hewan yang terinfeksi, atau karena kontak luka
terbuka dengan ludah hewan yang terinfeksi. Masa inkubasi antara 10-14 hari
sampai beberapa bulan. Pengobatannya adalah denagn pemberian vaksin rabies.
h. Herpes
Simplex.
Virus ini
menyerang membran lendir di mulut, alat kelamin, mata, dan kulit. Kulit yang
terserang terasa sakit dan panas, memerah, melepuh.
Ada
dua tipe virus penyebab herpes, yaitu HSV tipe 1 dan HSV tipe 2. Tipe
1 biasanya menyerang bibir, mulut,
hidung, dagu, dan pipi. Umumnya menginfeksi bayi dan anak-anak. Virus ini dapat
berpindah melalui ciuman, berbagi alat makanan, dan handuk. Tipe 2 menyerang
alat kelamin dan ditularkan melalui hubungan
seksual.
i. Gondong.
Gondong
(parotitis) berbeda dengan gondok akibat kekurangan yodium. Gondong disebabkan
karena serangan virus RNA, yang dapat menyerang otak, pankreas, kelenjar
parotid (di leher), dan jantung. Infeksi pada kelenjar parotid menimbulkan
bengkak di belakang telinga dalam waktu 18-21 hari setelah infeksi. Penyakit
ini mudah menular ke orang lain melalui hidung dan mulut. Akan
tetapi jika seseorang telah sembuh dari penyakit gondong, dia akan memiliki
kekebalan terhadap penyakit ini.
j. Kanker.
Ada kanker
yang disebabkan oleh virus, ada yang disebabkan oleh faktor lain. Virus yang
menyerang dapat mengakibatkan sel pemderita membelah terus-menerus menjadi
kanker.
k. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
Acquired
Immuno Deficiency Syndrome artinya hilangnya sistem kekebalan. Penyebabnya
adalah virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus masuk ke dalam darah,
menyerang sel-sel putih T4, yaitu sel darah putih yang dapat menawarkan racun
penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Jika tubuh terinfeksi HIV maka sel T4 akan
hancur dan tubuh tidak mampu lagi melawan bibit penyakit.
Karena
merupakan virus lisogenik, virus HIV memerlukan waktu sektar 8 tahun untuk
menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita. Jika kekebalan tubuh penderita
telah runtuh, maka bakteri yang tidak berbahaya bagi orang lain sudah dapat
mengakibatkan penderita terserang penyakit. Seprti halnya penyakit yang
disebabkan oleh virus, penyakit AIDS belum ada obatnya. Karena belum ditemukan
obatnay, maka penderita tinggal menunggu waktu ajal yang akan tiba.
HIV
ditularkan melalui hubungan seksual, tranfusi darah, jarum suntik. Ibu yang
mengidap HIV dapat menularkan HIV kepada bayi dalam kandungannya. Sringkali
penderita tidak merasa sakit nmeskipun telah terlacak adanya virus di dalam
tubuhnya. Namun secara perlahan, gejala AIDS muncul. HIV tidak menular melalui
jabat tanagn, ciuman, dan peralatan rumah tangga. Cara menghindari HIV, yaitu :
Tidak melakukan seks bebas,
Menghindari narkoba, dan
Mendapat donor darah dari orang yang sehat.
l. Penyakit Ebola.
Virus
ebola pada awalnya menyerang sejenis kera di hutan belantara Afrika. Disebut
virus ebola karena ditemukann di sungai Ebola di Zaire, Afrika. Pada tahun 1976
diketahui bahwa virus ini dapat menyerang manusia dan menimbulkan kematian.
Penderita mengalami pendarahan di sekujur tubuhnya. Pada manusia, mula-mula
virus tersebut menyerang sel darah putih makrofag dan jaringan fibroblast.
Virus
menetap dan berkembang biak di jaringan tersebut. Selanjutnya virus menyebar
menembus organ-organ tubuh dan menyerang lapisan endothelium serta jaringan
ikat di bawahnya. Setelah seminggu penderita mengalami pendarahan di dalam
tubuhnya, pendeita akan mengalami kerusakan ginjal dan hati. Pada saat seperti
ini penderita mengalami demam, sakit kepala yang hebat, dan merasa sangat
capai. Berikutnya penderita mengalami pengumpulan darah dan pendarahan, baik di
dalam tubuh maupun di bagian luar tubuhnya, hingga akhirnya tak tertolong lagi.
m. Demam
Berdarah.
Demam
berdarah disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk genus Flavivirus. Ada
beberapa subtype virus ini, misalnya DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. virus
ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Gejala penyakit ini adalahn demam atau
panas tinggi, sakit kepala, timbul bercak kemerahan pada kulit, mimisan, dan
pada tingkat yang lebih parah terjadi pendarahan pada organ-organ tubuh
sehingga dapat menyebabkan kematian. Pendarahan terjadi karena virus
menyebabkan trombosit (zat pembeku darah) mengalami penurunan jumlah.
n. Cacar
Air & Herpes Zoster.
Cacar air
dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama, yaitu Herpes virus
varicellae. Cacar air pada anak-anak adalah penyakit rinagn, tetapi pada orang
dewasa dapat menyebabkan kematian. Masa inkubasi cacar air antara
14-16 hari. Virus terdapat di lender saluran pernapasan dan kemudian masuk ke
darah dan beredar ke tubuh, terutama kulit. Gejala cacar air adalah demam,
terbentuk gelembung kulit kering. Jika tidak terjadi infeksi bakteri luka akn
sembuh tanpa berbekas.
Herpes
zoster adalah infeksi saraf sensorik oleh H. varicellae. Herpes zoster terjadi
pada orang dewasa yang pernah terkena cacar air pada saat kecil. Infeksi zoster
sangat pedih dan hanya terdapat di sepanjang saraf sensori yang terinfeksi.
Penderita dapat lumpuh bila infeksi terjadi di sum-sum tulang belakang, tetapi
umumnya dapat sembuh dalam 2-4 minggu. Kedua penyakit tersebut saling
berkaitan. Setelah cacr air sembuh, virus tinggaldi jaringan saraf. Virus
tersebut dapat menjadi aktif dan bila kondisi tubuh penderita lemah dapat
menimbulkan herpes zoster.
o. Pilek
(Selesma).
Pilek di
sebarkan oleh ludah penderita yang terinfeksi dan dari kontak langsung. Gejala
penyakit ini tampak dalam waktu 12-28 jam setelah terinfeksi. Gejalanya adalah
tenggorokan kering, mata berair, hidung mengeluarkan cairan, dan membran hidung
membesar sehingga susah bernapas. Pilek adalah penyakit ringan dan tidak
berbahaya. Yang perlu diwaspadai adalah infeksi sekunder oleh bakteri. Pilek
tidak dapat diobati dengan antibiotik. Antibiotik hanya berguna untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Selain
menyerang manusia, virus juga ada yang menyerang hewan dan tanaman. Virus yang
menyerang hewan, misalnya rabies pada anjing, kucing, dan monyet, juga penyakit
kuku dan mulut pada ternak sapi, serta penyakit sampar pada ayam (tetelo).
Penyakit-penyakit ini dapt menyebabkan kematian pada hewan yang terinfeksi oleh
penyakit-penyakit tersebut.
Sedangkan
pada tumbuhan, misalnya penyakit mosaik (bercak-bercak warna kuning) pada
tembakau, tomat, dan kentang, juga penyakit degenerasi pembuluh tapis pada
jeruk, serta penyakit kerdil atau penyakit tungro pada padi, yang menyebabkan
pertumbuhan padi terhambat.
II.6 PENCEGAHAN
VIRUS
Kemampuan virus untuk menyebabkan penyakit disebut
virulensi. Virulensi virus ditentukan oleh:
a. keberadaan
dan aktivitas reseptor pada permukaan inang yang memudahkan virus untuk melekat
b.
kemampuan virus menginfeksi sel
c.
kecepatan replikasi virus dalam sel inang
d.
kemampuan sel inang dalam menahan serangan virus
Sebagian
besar virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan hidung, kulit yang luka.
Jika ada virus yang masuk, sel tubuh akan mempertahankan dengan menghasilkan
sel fagosit, antibodi, dan interferon (protein khas)
CARA PENULARAN DAN PENCEGAHAN
PENYAKIT KARENA VIRUS.
Sebagian
besar virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan hidung, sebagian melalui
kulit yang luka. Sebenarnya di dalam tubuh kita terdapat sistem pertahanan yang
dapat menyerang virus yang masuk ke tubuh.
Obat-obatan
antibiotic yang digunakan dalam memerangi penyakit infeksi oleh bakteri tidak
dapat digunakan untuk mematikan virus. Sebenarnya obat antibiotik hanya berguna
untuk mematikan bakteri penyebab infeksi sekunder yang sering menyertai
penyakit oleh virus. Virus itu sendiri hanya dapat dilawan oleh daya tahan
tubuh kita (antibody).
Terbentuknya
antibody di dalam tubuh dapat dirangsang secara buatan. Untuk merengsang
seltubuh membentuk antibody, tubuh di beri vaksin atau bibit penyakit yang
sudah dilemahkan. Setelah tubuh membentukl antibody, tubuh akan kebal terhadap
serangan penyakit. Virus juga dapat dibuat vaksin, misalnya vaksin polio,
hepatitis, rubella, dan cacar. Vaksin merangsang sel-sel limfosit untuk
menghasilkan antibody. Jadi, vaksin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Virus adalah parasit berukuran
mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di
luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang
menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme
sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang
menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak
berinti sel).
Penelitian mengenai virus dimulai
dengan penelitian mengenai penyakit mosaik. Pada tahun 1883, Adolf Mayer
menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular. Mayer menyimpulkan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan
tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky
menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring
bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan
dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk
sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut
mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Wendell Meredith Stanley dari
Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang
kini dikenal sebagai virus.
Struktur dan anatomi virus. Model
skematik virus berkapsid heliks (virus mosaik tembakau): 1. asam nukleat (RNA),
2. kapsomer, 3. kapsid. Virus merupakan organisme subselular yang karena
ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom),
sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya. Asam
nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri
dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai
tunggal. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada
virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Reproduksi virus
secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
Klasifikasi Virus diantaranya :
Virus Penyerang Bakteri (Bakteriofage), Virus Protista Virus Tumbuhan, dan
Virus Hewan/Manusia. Selain itu juga, virus dapat diklasifikasi menurut
kandungan jenis asam nukleatnya yaitu pada RNA dan DNA. Pada virus RNA, dapat
berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio dan influenza)
atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian pula virus DNA
(misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda
pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus).
Contoh-contoh virus yaitu : HIV
(Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu retrovirus yang secara
khusus menyerang sel darah putih (sel T), Virus herpes merupakan virus ADN
dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi mARN. Virus influenza dan
Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi
menjadi mARN penyebab penyakit campak dan gondong.
Beberapa virus ada yang dapat
dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat
(penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh). David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit
(paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap
kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Penyakit pada manusia akibat virus
yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi
kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel
saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (acquired immune deficiency
syndrome), yaitu suatu penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh
penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus
menyerang sel darah putih. Selain itu, penyakit hewan akibat virus yaitu
penyakit tetelo penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV), penyakit
kuku dan mulutPenyakit kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV) dan
penyakit rabies. Sedangkan penyakit tumbuhan akibat virus diantaranya :
penyakit mosaik, penyakit degenerasi pembuluh tapis pada jeruk, dan vein phloem
degeneration (CVPD).
Virus sangat sulit untuk dibunuh.
Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif adalah vaksinasi,
untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan obat-obatan
yang mengatasi gejala akibat infeksi virus. Selain itu, diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu penyakit disebabkan oleh bakteri
atau virus.
SARAN
Virus
dapat dilawan dengan cara tubuh diberi vaksin, karena dapat meningkatkan
sistem kekebalan pada tubuh kita. Oleh sebab itu, usahakan agar kita semua
telah mengikuti program imunusasi yang diadakan secara bertahap. Selain itu
hindari makan dan minum di warung atau tempat-tempat yang tidak higienis.
DAFTAR
PUSTAKA